CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Kamis, 25 Desember 2008

ಮೆನ್ಗ್ಗೆತರ್ಕನ್ ಜೀವ

Laskar Pelangi: Menggetarkan Jiwa

Seminggu lalu saya menghabiskan waktu menonton film yang kata orang: BAGUS. Saya sudah membaca novelnya dan terharu luar biasa. Dengan barisan kata dan kalimat yang membuat bibir tersenyum sanggup menyampaikan pesan yang dalam. Mas Andrea Hirata sukses membuat saya dan banyak orang Indonesia terbawa ceritanya sendiri. Semua orang yang jadi fans novel ini pasti dag dig dug menanti filmnya dibuat lalu diputar. Termasuk saya.

Keponakan saya menelopon malam-malam benar. Isinya: Tulang, besok jangan lupa kita nonton Laskar Pelangi, ya di bioskop!. Saya harap harap cemas. Soalnya sudah berapa kali saya membaca novel atau buku yang begitu bagus ternyata jeblok di film. Filmnya gak sesuai harapan. Andaikata makan salak, yang termakan justru yang asam. Tetapi memang sesuai dugaan saya, walaupun memang ada detail cerita yang tidak masuk dalam film. Film Laskar Pelangi saya tonton 2 kali. Pertama kali dengan ponakan-ponakan, kedua kalinya dengan teman dekat saya. Film yang dibuka dengan narasi Ikal (Lukman Sardi) membawa kita ke dalam cerita yang dari awal sampai akhirnya sangat menggetarkan jiwa. Hangat dan realistis. Film ini memang benar seperti yang dikatakan banyak orang yang sudah menontonnya: BAGUS!!.

Entah berapa lama Riri Riza menghabiskan waktu mencari lalu mengajak kemudian melatih anak-anak luar biasa itu berakting. Sungguh mengagumkan bagaimana satu dan lainnya, masing-masing anak-anak itu memainkan peran dengan sangat manis, menyentuh, dan berkesan. Ikal, Lintang, dan Mahar memang luar biasa dimainkan oleh anak-anak kecil Belitong yang lincah, kreatif, dan dibesarkan oleh “alam”. Alam yang keras di Belitong, dan kehidupan yang keras juga adalah tontonan yang jarang kita lihat di televisi Indonesia sejak lama. Tahunan bahkan. Film ini membawa saya ke dalam nuansa yang serba kompleks, membuat saya kembali kecil, terlempar ke masa lalu, masa depan, melihat diri sendiri, anak-anak Indonesia, dan masa depan bangsa. Sungguh kisah nyata yang menggugah.


Guru yang benar-benar guru

Saya pernah mengajar, anak-anak SMP sampai bangku kuliahan. Beberapa tahun, dan ratusan siswa saya sampai sekarang, tapi melihat film ini, saya tidak berani menyebut diri saya “guru”. Saya malu. Melihat Pak Harfan dan Bu Muslimah benar-benar membuat saya menangis di dalam hati. Yang pernah saya berikan bukan apa-apanya dari yang mereka sudah kerjakan. Sepertiganya pun belum. Saya yakin masih ada puluhan bahkan ratusan guru yang seperti mereka ini. Mereka bekerja dengan gaji yang kecil, ditambah beras dari dermawan, dan sering telat. Sekolah Islam yang sederhana tetapi menggetarkan hati banyak orang. Kita harus bangga, masih ada orang Indonesia yang kayak mereka walaupun tinggal di tempat yang jauh dari pusat keramaian. Jauh dari pusat bumi, dimana orang-orang kaya dan terkenal, canggih dan maju tinggal dan hidup .

Dari sini, nyata jelas betapa guru itu pekerjaan yang mulia, dan pendidikan itu penting, jantung dari kemajuan bangsa, dan harus didukung semua orang. Menjadi guru bukan pekerjaan karena menganggur, tetapi cita-cita mulia, pekerjaan mereka punya kesamaan dengan malaikat. Cuma malaikat utusan langsung Tuhan, bekerja karena melayani Tuhan, dan guru melayani hati nurani. Nurani yang diisi nilai-nilai iman, dimana Tuhan menjadi apinya. Negara kita juga sudah berjanji akan memberikan insentif untuk para guru. Tapi perlu diingat. Guru di sekolah-sekolah non negeri, atau mereka yang bukan pegawai negeri, justru yang paling susah. Pak Harfan dan Bu Mus sudah menjadi contoh.


Alam jadi guru

Bagi mereka yang dibesarkan di kota besar seperti saya, melihat buaya melintang di tengah jalan atau belajar langsung ke alam di pinggir pantai ditemani ibu guru, tidak pernah terpikir, apalagi kejadian. Menjadi satu-satunya anak laki-laki dalam keluarga miskin tanpa ibu, seperti Lintang, juga belum pernah saya alami. Banyak anak kecil usia sekolah seperti Lintang yang memang harus membantu orangtuanya, bukan karena disuruh bekerja, tetapi sayang dan bentuk tanggung jawab yang teramat sangat terhadap adik-adiknya, keluarganya. Mereka—Lintang salah satunya—“diwajibkan” oleh alam menjadi kepala keluarga “terpaksa” sepeninggal ayahnya. Anak usia 11-12 tahun menjadi kepala keluarga, coba bayangkan!. Oleh keadaan di luar kemampuannya, anak ini harus tidak bisa sekolah. Kalau dia tidak bekerja, keluarganya mati kelaparan.

Pemandangan pantai dan alam Belitong juga menjadi pelajaran tersendiri. Untuk mempersiapkan pertunjukan yang “semi-telanjang”, Mahar mengambil langsung dari alam bahan-bahan kostum tim tari mereka. Anak-anak ini mengambil sendiri apa yang ada di alam untuk pertunjukan mereka. Alam bukan hanya indah ketika dipandang, tetapi benar-benar penopang kehidupan. Saya kira bukan hanya sekali ini anak-anak itu disana memanfaatkan alam. Anak-anak kota, apalagi sekarang, semuanya tersedia dalam bentuk citra virtual. Pelangi, kunang-kunang, dan ikan hanya dalam gambar. Semu. Anak-anak kota tahu cokelat, tapi saya yakin tak banyak yang pernah melihat pohon cokelat (cacao). Anak-anak kita semakin jauh dari alam. Sehingga tidak peka dengan alam yang menjerit kalau kita sudah keterlaluan menekan mereka.


Film anak-anak terbaik yang pernah ada

Sampai saya usia 20-an sekarang, saya yang lahir di awal tahun 1980-an, dan doyan benar nonton—apapun filmnya—belum pernah melihat film Indonesia dengan aktor dominan anak-anak seserius ini penggarapannya, skenarionya, sinematografinya, editingnya, sound-nya semuanya. Film Denias dulu, juga bagus, tetapi harus diakui, film Laskar Pelangi ini jauh lebih baik. Menginspirasi sampai ke sisi-sisi di luar film itu sendiri. Anak-anak Indonesia harus diajak melihat film ini karena:
karakter yang asli, bukan rekayasa, bisa memberikan gambaran keadaan di Indonesia bagian lain, utamanya mereka yang belum seberuntung anak-anak di kota (walaupun film ini tahun 1970-an akhir)
nilai-nilai di sekolahnya yang diberikan guru itu penting, tapi ada yang jauh lebih penting, yakni Tuhan, hati nurani, dan kemanusiaan.
anak-anak yang menghormati orangtua, menghargai pendidikan, mencintai persaudaraan dan menghargai perbedaan, menghargai budaya anak Indonesia yang lain. Anak Belitong belajar tarian suku Asmat, Papua, adalah hal yang sangat jarang.
mengajarkan anak-anak betapa film ini mengajarkan bahwa sekolah itu penting. Sekolah mengubah cara pandang, memberi harapan dan cita-cita bagi mereka yang hampir tak punya harapan. Pendidikan yang baik memberi hidup.
memberikan inspirasi bagi anak-anak bahwa siapapun mereka, darimana pun berasal, mereka memiliki hak 100% untuk pendidikan dari Negara.
kita bisa belajar dari macam-macam sumber, di macam-macam tempat, dari macam-macam pengalaman
tidak semua yang kita impikan dan harapkan bisa kesampaian. Tidak semua cita-cita baik bisa berakhir baik. Semua jalan hidup setiap orang berbeda.
hidup itu indah. Menghabiskannya dengan sesuatu yang baik dan mulia di kala kita masih hidup adalah satu hal yang penting. Pak Harfan dan Bu Mus sudah menunjukkannya.

Rabu, 17 Desember 2008

rainbow fighter

what is it????????????????

alias laskar pelangi,gak bagus-bagus amat si ni blogger cuma untuk orang yang gaptek kaya akuu ini udah maksimal lah...............hahahahahahahaha

laskar pelangi yang udah membangkitkan semangat hidupku.........
andrea hirata i like ur style....


unforgetteble.....

Senin, 08 Desember 2008

Sang Pemimpi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari
Sang Pemimpi
Penulis Andrea Hirata
Negara Indonesia
Bahasa Indonesia
Genre Roman
Penerbit •Yogyakarta: Bentang Pustaka
Tanggal terbit Juli 2006
Halaman x, 292 halaman
ISBN ISBN 979-3062-92-4

Sang Pemimpi adalah novel kedua karya Andrea Hirata yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada bulan Juli tahun 2006. Dalam novel ini Andrea mengeksplorasi hubungan persahabatan dan persaudaraan antara Ikal dan Arai.

Sang Pemimpi merupakan buku kedua dari Tetralogi Laskar Pelangi. Buku berikutnya adalah Edensor dan Maryamah Karpov.


Sinopsis

Dalam Sang Pemimpi, Andrea bercerita tentang kehidupan ketika masa-masa SMA.Tiga tokoh utamanya adalah Ikal, Arai dan Jimbron.Ikal- alter egonya Andrea Hirata.Arai-saudara jauh yang yatim piatu dan akhirnya menjadi saudara angkat dan Jimbron-seorang yatim piatu yang terobsesi dengan kuda dan gagap bila sedang antusias terhadap sesuatu atau ketika gugup.

Ketiganya larut dalam kisah persahabatan yang terjalin dari kecil sampai mereka bersekolah di SMA Negeri Bukan Main, SMA pertama yang berdiri di Belitung bagian timur.Bersekolah di pagi hari dan bekerja sebagai kuli di pelabuhan ikan pada dini hari.Hidup mandiri terpisah dari orang tua dengan latar belakang kondisi ekonomi yang sangat terbatas namun punya cita-cita besar , sebuah cita-cita yang bila dilihat dari latar belakang kehidupan mereka, hanyalah sebuah mimpi.

Tokoh-tokoh

Tokoh Utama

  1. Ikal
  2. Arai adalah tokoh sentral dalam buku ini.Menjadi saudara angkat Ikal ketika kelas 3 SD saat ayahnya (satu-satunya anggota keluarga yang tersisa) meninggal dunia.Seseorang yang mampu melihat keindahan di balik sesuatu, sangat optimis dan selalu melihat suatu peristiwa dari kaca mata yang positif.Arai adalah sosok yang begitu spontan dan jenaka, seolah tak ada sesuatupun di dunia ini yang akan membuatnya sedih dan patah semangat.
  3. Jimbron,anak yatim piatu yang diasuh oleh seorang pastur Katolik bernama Geovanny.Laki-laki berwajah bayi dan bertubuh subur ini sangat polos.Segala hal tentang kuda adalah obsesinya, dan gagapnya berhubungan dengan sebuah peristiwa tragis yang memilukan yang dia alami ketika masih SD.Jimbron adalah penyeimbang di antara Arai dan Ikal, kepolosan dan ketulusannya adalah sumber simpati dan kasih sayang dalam diri keduanya untuk menjaga dan melindunginya.

Tokoh Lain

  1. Pendeta Geovanny, ia adalah seorang Katolik yang mengasuh Jimbron selepas kepergian kedua orangtua Jimbron. Meskipun berbeda agama dengan Jimbron, beliau tidak memaksakan Jimbron untuk turut menjadi umat Katolik. Bahkan beliau tidak pernah terlambat mengantar Jimbron pergi ke masjid untuk mengaji.
  2. Pak Mustar adalah salah satu pendiri SMA Bukan Main. Ia adalah wakil kepala sekolah SMA Bukan Main, seorang yang baik dan cukup sabar namun berubah menjadi tangan besi ketika anaknya sendiri justru tidak diterima masuk ke SMA tersebut karena NEMnya kurang 0,25 dari batas minimal.Terkenal dengan aturan-aturannya yang disiplin dan hukuman yang sangat berat. Namun sebenarnya beliau adalah pribadi yang sangat baik dan patut dicontoh.
  3. Pak Ichsan Balia.Kepala Sekolah SMA Negeri Bukan Main.Laki-laki muda, tampan, lulusan IKIP Bandung yang masih memegang teguh idealisme.
  4. Nurmala; Zakiah Nurmala binti Berahim Mantarum,gadis pujaan Arai sejak pertama kali Arai melihatnya. Nurmala adalah gadis yang pandai, selalu menyandang ranking 1. Ia juga penggemar Ray Charles dengan lagunya "I Can't Stop Loving You" dan Nat King Cole dengan lagunya When I Fall in Love.
  5. Laksmi; gadis pujaan Jimbron. Telah kehilangan kedua orangtuanya dan tinggal serta bekerja di sebuah pabrik cincau. Semenjak kepergian orangtuanya ia tidak pernah lagi tersenyum, walaupun senyumnya amat manis. Ia baru dapat tersenyum ketika Jimbron datang mengendarai sebuah kuda.
  6. Capo Lam Nyet Pho .Seorang yang memungkinkan berbagai hal sebagai objek untuk bisnisnya. Bahkan ketika PN Timah terancam kolaps, ia melakukan ide untuk membuka peternakan kuda meskipun kuda adalah hewan yang asing bagi komunitas Melayu.
  7. Taikong Hamim.Guru mengaji di masjid di kampung Gantung.Dikenal sebagai sosok nonkonfromis dan sering memberlakukan hukuman fisik kepada anak-anak yang melakukan kesalahan.
  8. Bang Zaitun .Seniman musik pemimpin sebuah kelompaok Orkes Melayu.Dikenal sebagai orang yang pernah mempunyai banyak pacar dan hampir memiliki 5 istri. Sebenarnya kunci keberhasilannya dalam percintaan adalah sebuah gitar. Ia pun mengajarkan hal tersebut pada Arai yang sedang mabuk cinta dengan Nurmala.
  9. A Kiun.Gadis Hokian penjaga loket bioskop.
  10. Nurmi.Berbakat memainkan biola, mewarisi biola dan bakat dari kakeknya yang ketua kelompok gambus di Gantung.Nurmi adalah tetangga Arai dan Ikal, seumuran, dan dia adalah gadis yang sangat mencintai biola.
  11. Pak Cik Basman .Seorang tukang sobek karcis di sebuah bioskop di Belitong.
  12. A Siong.Pemilik toko kelontong tempat Ikal dan Arai berselisih tentang penggunaaan uang tabungan
  13. Deborah Wong .Istri A Siong dan ibu dari Mei Mei. Perempuan asal Hongkong yang tambun dan berkulit putih.
  14. Mei Mei .Gadis kecil anak Deborah Wong.


Buku Lainnya oleh Andrea Hirata:
Rp 79.000 Rp 67.150
"Jika dulu aku tak menegakan sumpah untuk sekolah setinggi-tingginya demi martabat ayahku, aku dapat melihat diriku dengan terang sore ini: sedang ... [selengkapnya]
Rp 241.500 Rp 193.200
Tetralogi Laskar Pelangi #1: Laskar Pelangi Begitu banyak hal menakjubkan yang terjadi dalam masa kecil para anggota Laskar Pelangi. Sebelas orang ... [selengkapnya]
Rp 49.000 Rp 41.650
Sang Pemimpi adalah sebuah lantunan kisah kehidupan yang memesona dan akan membuat Anda percaya akan tenaga cinta, percaya pada kekuatan mimpi dan ... [selengkapnya]
Rp 44.500 Rp 37.825
Novel ketiga dari tetralogi Laskar Pelangi ini bercerita tentang petualangan Ikal dan Arai di Eropa. Setelah berhasil memperoleh beasiswa ke Prancis, ... [selengkapnya]

Sabtu, 06 Desember 2008


Andrea Hirata: Menulis untuk Menggerakkan

Kehadiran Andrea Hirata Seman, penulis novel debutan Laskar Pelangi (Bentang, 2005) tampaknya cukup memberi warna jagad sastra dan pernovelan di Indonesia. Novel yang bercerita tentang kehidupan sekitar sepuluh anak-anak dalam memperjuangkan sekolahnya itu seolah memberi setitik kesegaran di tengah-tengah dahaganya pembaca terhadap karya-karya bermutu. Banyak orang memuji novel memoar tersebut karena jalinan ceritanya yang memang begitu sekaligus penuh muatan nilai moral. “Menyentuh...” kata Garin Nugroho. “Mengharukan...” kata Korrie layun Rampan. “Menarik...” komentar Sapardi Djoko Damono. “Kemelaratan yang indah...” tulis Tempo. ”Novel tentang dunia anak-anak yang mencuri perhatian...” puji Gatra.

Andrea mengaku heran juga dengan sambutan publik yang begitu antusias atas novelnya yang sudah mengalami cetak ulang ke-3 dalam waktu tujuh bulan tersebut. Untuk ukuran novel “serius”, angka penjualan ini tentu menempatkannya dalam deretan buku best seller. Padahal, mungkin novel itu tidak akan pernah sampai ke tangan pembaca jika tidak ada seorang temannya yang diam-diam mengirimkan memoarnya tersebut ke sebuah penerbit. Tak heran jika novel Andrea ini dibilang “beruntung” oleh sebagian kalangan.

Namun, tak adil jika kelarisan novel bujangan kelahiran Belitong 24 Oktober ini, disebut hanya karena faktor beginner’s luck. Pujian dari sejumlah kalangan di atas sudah menjadi bukti bahwa novel ini benar-benar membekas di benak pembaca. Sebagai hadiahnya, buku ini ramai diperbimcangkan, diresensi, diulas di berbagai milis, dan akhirnya laris di pasar. Keseriusan Andrea dalam proses penulisan juga patut diperhatikan. Bagi pegawai PT Telkom Bandung yang alumnus (S-2) Sheffield Hallam University, Inggris dan Universite de Paris Sorbonne, ini menulis punya tujuan mulia. “Penulis yang sukses bagi saya adalah penulis yang mampu menggerakkan pembacanya untuk melakukan hal-hal yang luhur setelah membaca bukunya,” kata Andrea dalam wawancara tertulisnya dengan Edy Zaqeus dari Pembelajar.com. Berikut petikannya:

Sejumlah pembaca Laskar Pelangi mengaku novel ini menyegarkan sekaligus mengharukan. Ide apa yang melatarbelakangi penulisan novel ini?
Buku Laskar Pelangi (LP) pada awalnya bukan untuk diterbitkan. Niat saya untuk menulis buku ini sudah ada sejak saya kelas 3 SD, ketika saya demikian terkesan pada jerih payah kedua guru SD saya Ibu Muslimah dan Bapak Harfan Effendi, serta 10 sahabat masa kecil saya, yang disebut Kelompok “Laskar Pelangi”. Buku LP saya tulis sebagai ucapan terimakasih daan penghargaan kepada guru dan sahabat-sahabat saya itu. Seorang teman, tidak sengaja menemukan draft buku itu di kamr kos saya, dan diam-diam mengirimkannya pada penerbit. Sampai hari ini saya masih heran ternyata buku LP masih merupakan buku laris, dan telah dicetak tiga kali dalam waktu tujuh bulan. LP adalah novel pertama saya.

Andrea Hirata di “Kick Andy”



Rabu (19/9) lalu, penulis tetralogi Laskar Pelangi, Andrea Hirata, hadir di studio Metro TV untuk pengambilan gambar program acara ‘Kick Andy’. Tema acaranya sebenarnya tentang buku-buku yang menginspirasi, jadi ada beberapa penulis lain selain Andrea di sana, tapi mereka kebanyakan memang menulis di genre self-help/inspiration.

Cukup lama pengambilan gambarnya, sekitar dua jam. Tapi sebagian besar porsi waktunya memang ditujukan untuk Andrea. Kalau tidak salah, edisi ini akan ditayangkan 3 Oktober mendatang. Tapi, karena aku sempat datang ke sana, ini ada laporan pandangan mata (dan catatan) dari jawaban-jawaban yang diberikan Andrea.

Awalnya, ia menceritakan tentang buku Laskar Pelangi yang dalam seminggu sudah cetak ulang itu. Ceritanya tentang memoar masa kecilnya dengan sahabat-sahabatnya yang dijuluki Laskar Pelangi oleh Ibu Muslimah, atau Ibu Mus, guru sekolahnya. “Segala sesuatu tentang buku ini emosional sekali,” kata Andrea. Kondisi sekolahnya amat sangat menyedihkan, jika malam digunakan untuk menyimpan ternak. Seragam anak-anaknya, copot semua kancing bajunya. Selain itu, sepatu mereka menggunakan plastik.

Andrea juga bercerita tentang bagaimana Laskar Pelangi ini mulai bersahabat, bahwa mereka adalah sepuluh anak yang mendaftar di sebuah sekolah, SD Muhammadiyah, yang awalnya sudah mau ditutup karena kekurangan murid. Lalu cerita berlanjut tentang bagaimana mereka terus bertahan di sekolah dengan kondisi mengerikan itu dan terus bersahabat. “Ini sebenarnya sekolah yang hampir bubar, ketika ujian, kami dititipkan di sekolah lain. Secara administrasi, sekolah itu hampir tidak ada,” tambah Andrea.

Pertanyaan berlanjut pada hari pendaftaran sekolah itu, persis seperti bab pertama Laskar Pelangi “Sepuluh Murid Baru”. Hari sudah siang, tapi murid yang mendaftar belum genap sepuluh, padahal kalau tidak mendapat sepuluh murid maka sekolah ini akan bubar. Di saat-saat kritis, muncullah murid yang mau mendaftar, seorang pemuda bernama Harun yang memiliki keterbelakangan mental dan menderita polio. Belitung, menurut Andrea, tidak memiliki fasilitas sekolah luar biasa. Oleh ibunya, Harun lalu dititipkan di sekolah, sebagai alternatif daripada mengejari ayam-ayam piaraan keluarganya.

Tekad Andrea untuk menulis buku ini muncul saat suatu hari, di tengah hujan yang lebat, kelas bocor, Ibu Mus, perempuan perkasa itu, tidak segera datang. Murid-muridnya sudah ketakutan. Sampai akhirnya Andrea merasa legaaa sekali ketika melihat Ibu Mus datang berpayung pelepah pisang. “Satu hari nanti, saya harus menulis tentang beliau,” tegasnya. Tapi Andrea juga menegaskan, walaupun dasarnya adalah sebuah memoar, tapi ada fiksionalisasi yang terjadi. Ia menyebutnya sebagai ‘memoar yang dikemas dengan sastra dengan tambahan latar belakang sosio-kultural’.

Andrea juga secara spesifik berbicara tentang kawan sebangkunya, Lintang, yang dalam buku harus bolak-balik sejauh 80 km menggunakan sepeda yang sadelnya terlalu tinggi ‘hanya’ demi ke sekolah. Lintang, dalam penilaian Andrea, adalah anak yang sangat cerdas. Andrea selalu berusaha setengah mati mencoba menyaingi Lintang, tapi selalu jadi nomor dua. “Nomor duanya abadi,” tambahnya. Andrea mengaku bahwa sepanjang hidupnya, ia terinspirasi oleh Lintang. “Seluruh hidup saya sebenarnya adalah balas dendam kekecewaan atas nasib Lintang. Saya tahu betuil kapasitas kecerdasan Lintang. Dia sebenarnya yang ingin sekolah ke Perancis. Saya belajar sampai jungkir balik karena tidak sepintar Lintang agar bisa sekolah ke sana,” kata Andrea.

Lintang harus berhenti sekolah karena ayahnya meninggal. Sebagai anak laki-laki tertua dalam keluarga, kewajiban mencari nafkah akhirnya tertumpu padanya. Padahal ayahnya harus menanggung hidup 14 nyawa. Terakhir kali bertemu Lintang, ia bekerja sebagai supir truk di sebuah daerah eksploitasi pasir gelas.

Andrea mengakui bahwa ‘Laskar Pelangi’ bukanlah sebuah buku yang berakhir bahagia, tapi realistis dalam menggambarkan kisah dan nasib orang Indonesia kebanyakan. “Saya menulis tentang konteks, bukan sekedar peristiwa. Tentang interpretasi fenomena dan hidup senyatanya, seadanya. Dan ini yang identik dengan nasib banyak orang. Ini mungkin ‘feel’ yang didapat pembaca,” ujar Andrea. Buku ini, menurutnya, tak terpaku pada tren metropop atau isu urban dan hedonistik, tapi masuk pada esensi kepribadian orang sehingga pembaca mempersepsikan dirinya sendiri pada karakter-karakter di dalam buku.

Sumber energinya yang terbesar dalam menulis buku ini adalah kecintaan Andrea pada Ibu Mus, sang guru. Bahwa pelajaran terpenting yang diberikan Ibu Mus adalah integritas dan cinta. “Beliau selalu bisa menghubungkan hal-hal kecil dengan substansi yang lebih besar,” kata Andrea. Saat kelasnya banjir akibat air hujan yang masuk lewat atap bocor, anak-anak Laskar Pelangi itu mengeluh, tapi Ibu Mus kemudian menunjukkan sebuah gambar di buku bahasa Belanda yang memuat foto sel Soekarno di Banceuy. “Lihatlah ruang yang suram ini, tapi Pak Karno terus belajar, membaca buku, dan dia adalah salah satu orang paling cerdas di negara ini,” Andrea menirukan Ibu Mus. Kebajikan-kebajikan yang diajarkan oleh Ibu Mus bukan sesuatu yang dikhotbahkan, tapi ia lakukan dengan memberi contoh.

Adalah sesuatu yang wajar, menurut Andrea, untuk menulis buku seperti ‘Laskar Pelangi’ jika kita bertemu dengan karakter seperti Ibu Mus, diajar oleh guru seperti beliau. Karena beliau memang guru yang luar biasa.

Yah, sekian dulu laporan dariku. Masih penasaran dengan episode lengkapnya, tunggu siarannya ya.

Memberi inspirasi

Keberhasilannya, diakui Andrea, tidak bisa dilepaskan dari semangat dan daya juang yang ditularkan kedua gurunya semasa SD serta rekan-rekannya di Laskar Pelangi. Kobaran semangat ditambah kasih sayang di sekolah melecut Andrea untuk lebih baik. Maka buku inipun, ujar Andrea, dipersembahkan bagi rekan-rekannya dan kaum marjinal lain di seluruh Indonesia.

”Mudah-mudahan, mereka yang kini tengah berjuang tidak menyerah dan tidak kalah,” ujar Andrea yang novelnya sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu dan segera menyusul ke dalam bahasa Jepang dan Inggris.

Dan, Laskar Pelangi serta buku keduanya, Sang Pemimpi, terbukti menggerakkan hati banyak orang. Para pakar pendidikan berdiskusi memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia, mengacu pada buku itu.

”Mungkin baru sekarang ada novel yang dijadikan acuan perbaikan sistem pendidikan,” kata Andrea yang mengaku sebelumnya tidak pernah menulis satu cerita pendek pun.

Novel ini juga memberi inspirasi seorang janda buruh di Cakung mengayuh sepeda belasan kilometer sehari karena bertekad mengentaskan kebodohan yang melilit anak-anaknya. Dia mengajari sendiri anak-anaknya berhitung dan membaca agar bisa menjadi lebih baik.

Andrea juga bertekad mamajukan pendidikan di Belitong Timur. Royalti dari buku digunakan membangun perpustakaan di Belitong Timur.

”Di kampung saya enggak ada perpustakaan, apalagi toko buku. Kalau mau beli buku, kami terpaksa ke Tanjung Pinang di Bangka,” ujar pria yang sempat tiga kali berganti nama itu.

Andrea juga mendatangkan beberapa pengajar dari Bandung untuk membimbing pelajar miskin Belitong Timur yang akan mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru.

”Anak-anak di kampung saya pintar-pintar, tetapi tidak mampu. Jangankan bimbingan belajar, untuk sekolah saja sulit. Saya ingin memberikan kesempatan yang sama bagi mereka,” kata Andrea.

AndreaHirata

Andrea Hirata



Andrea Hirata

Nama lahir Andrea Hirata Seman Said Harun
Lahir 24 Oktober
Indonesia
Pekerjaan penulis
Tahun aktif 2006 - sekarang

Andrea Hirata Seman Said Harun (lahir 24 Oktober) adalah seorang penulis Indonesiapulau Belitong, propinsi Bangka Belitung. Novel pertamanya adalah novel Laskar Pelangi yang merupakan buku pertama dari tetralogi novelnya, yaitu : yang berasal dari

  1. Laskar Pelangi
  2. Sang Pemimpi
  3. Edensor
  4. Maryamah Karpov

Laskar Pelangi termasuk novel yang ada di jajaran best seller untuk tahun 2006 - 2007.

Meskipun studi mayor yang diambil Andrea adalah ekonomi, ia amat menggemari sains--fisika, kimia, biologi, astronomi--dan tentu saja sastra. Andrea lebih mengidentikkan dirinya sebagai seorang akademisi dan backpacker. Sedang mengejar mimpinya yang lain untuk tinggal di Kye Gompa, desa tertinggi di dunia, di Himalaya.

Andrea berpendidikan ekonomi di Universitas Indonesia, mendapatkan beasiswa Uni Eropa untuk studi master of science di Universite de Paris, Sorbonne, Perancis dan Sheffield Hallam University, United Kingdom. Tesis Andrea di bidang ekonomi telekomunikasi mendapat penghargaan dari kedua universitas tersebut dan ia lulus cum laude. Tesis itu telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia dan merupakan buku teori ekonomi telekomunikasi pertama yang ditulis oleh orang Indonesia. Buku itu telah beredar sebagai referensi Ilmiah. Saat ini Andrea tinggal di Bandung dan masih bekerja di kantor pusat PT Telkom.

Jumat, 05 Desember 2008

Sinopsis

Cerita terjadi di desa Gantung, Gantung, Belitung Timur. Dimulai ketika sekolah Muhammadiyah terancam akan dibubarkan oleh Depdikbud Sumsel jikalau tidak mencapai siswa baru sejumlah 10 anak. Ketika itu baru 9 anak yang menghadiri upacara pembukaan, akan tetapi tepat ketika Pak Harfan, sang kepala sekolah, hendak berpidato menutup sekolah, Harun dan ibunya datang untuk mendaftarkan diri di sekolah kecil itu.

Dari sanalah dimulai cerita mereka. Mulai dari penempatan tempat duduk, pertemuan mereka dengan Pak Harfan, perkenalan mereka yang luar biasa di mana A Kiong yang malah cengar-cengir ketika ditanyakan namanya oleh guru mereka, Bu Mus. Kejadian bodoh yang dilakukan oleh Borek, pemilihan ketua kelas yang diprotes keras oleh Kucai, kejadian ditemukannya bakat luar biasa Mahar, pengalaman cinta pertama Ikal, sampai pertaruhan nyawa Lintang yang mengayuh sepeda 80 km pulang pergi dari rumahnya ke sekolah.

Mereka, Laskar Pelangi - nama yang diberikan Bu Muslimah akan kesenangan mereka terhadap pelangi - pun sempat mengharumkan nama sekolah dengan berbagai cara. Misalnya pembalasan dendam Mahar yang selalu dipojokkan kawan-kawannya karena kesenangannya pada okultisme17 Agustus, dan kejeniusan luar biasa Lintang yang menantang dan mengalahkan Drs. Zulfikar, guru sekolah kaya PN yang berijazah dan terkenal, dan memenangkan lomba cerdas cermat. Laskar Pelangi mengarungi hari-hari menyenangkan, tertawa dan menangis bersama. Kisah sepuluh kawanan ini berakhir dengan kematian ayah Lintang yang memaksa Einstein cilik itu putus sekolah dengan sangat mengharukan, dan dilanjutkan dengan kejadian 12 tahun kemudian di mana Ikal yang berjuang di luar pulau Belitong kembali ke kampungnya. Kisah indah ini diringkas dengan kocak dan mengharukan oleh Andrea Hirata, kita bahkan bisa merasakan semangat masa kecil anggota sepuluh Laskar Pelangi ini. yang membuahkan kemenangan manis pada karnaval

Tokoh-tokoh

Anggota Laskar Pelangi

Tokoh-tokoh yang muncul dalam Laskar Pelangi:
10 Anggota Laskar Pelangi

  • Ikal : Tokoh 'aku' dalam cerita ini. Ikal yang selalu menjadi peringkat kedua memiliki teman sebangku bernama Lintang, yang merupakan anak terpintar dalam Laskar Pelangi. Ia berminat pada sastra, terlihat dari kesehariannya yang senang menulis puisi. Ia menyukai A Ling, sepupu dari A Kiong, yang ditemuinya pertama kali di sebuah toko kelontong bernama Toko Sinar Harapan. Pada akhirnya hubungan mereka berdua terpaksa berakhir oleh jarak akibat kepergian A Ling ke Jakarta untuk menemani bibinya.
  • Lintang : Teman sebangku Ikal yang luar biasa jenius. Ayahnya bekerja sebagai nelayan miskin yang tidak memiliki perahu dan harus menanggung kehidupan 14 jiwa anggota keluarga. Lintang telah menunjukkan minat besar untuk bersekolah semenjak hari pertama berada di sekolah. Ia selalu aktif didalam kelas dan memiliki cita-cita sebagai ahli matematika. Sekalipun ia luar biasa pintar, pria kecil berambut merah ikal ini pernah salah membawa peralatan sekolahnya. Cita-citanya terpaksa ditinggalkan agar ia dapat bekerja untuk membiayai kebutuhan hidup keluarganya semenjak ayahnya meninggal.
  • Sahara : Satu-satunya gadis dalam anggota Laskar Pelangi. Sahara adalah gadis keras kepala berpendirian kuat yang sangat patuh kepada agama. Ia adalah gadis yang ramah dan pandai, ia baik kepada siapa saja kecuali pada A Kiong yang semenjak mereka masuk sekolah sudah ia basahi dengan air dalam termosnya.
  • Mahar : Pria tampan bertubuh kurus ini memiliki bakat dan minat besar pada seni. Pertama kali diketahui ketika tanpa sengaja Bu Muslimah menunjuknya untuk bernyanyi di depan kelas saat pelajaran seni suara. Pria yang menyenangi okultisme ini sering dipojokkan teman-temannya. Ketika dewasa, Mahar sempat menganggur menunggu nasib menyapanya karena tak bisa ke manapun lantaran ibunya yang sakit-sakitan. Akan tetapi, nasib baik menyapanya dan ia diajak petinggi untuk membuat dokumentasi permainan anak tradisional setelah membaca artikel yang ia tulis di sebuah majalah, dan akhirnya ia berhasil meluncurkan sebuah novel tentang persahabatan.
  • A Kiong : Anak Hokian. Keturunan Tionghoa ini adalah pengikut sejati Mahar sejak kelas satu. Baginya Mahar adalah suhunya yang agung. Kendatipun pria kecil ini berwajah buruk rupa, ia memiliki rasa persahabatan yang tinggi dan baik hati, serta suka menolong pada siapapun kecuali Sahara. Namun, meski mereka selalu bertengkar, ternyata mereka berdua saling mencintai satu sama lain.
  • Syahdan : Anak nelayan yang ceria ini tak pernah menonjol. Kalau ada apa-apa dia pasti yang paling tidak diperhatikan. Misalnya ketika bermain sandiwara, Syahdan hanya kedapatan jadi tukang kipas putri dan itupun masih banyak kesalahannya. Syahdan adalah saksi cinta pertama Ikal, ia dan Ikal bertugas membeli kapur di Toko Sinar Harapan semenjak Ikal jatuh cinta pada A Ling. Syahdan ternyata memiliki cita-cita yang tidak pernah terbayang oleh Laskar Pelangi lainnya yaitu menjadi aktor. Dengan bekerja keras pada akhirna dia menjadi aktor sungguhan meski hanya mendapatkan peran kecil seperti tuyul atau jin... Setelah bosan, ia pergi dan kursus komputer. Setelah itu ia berhasil menjadi network designer.
  • Kucai : Ketua kelas sepanjang generasi sekolah Laskar Pelangi. Ia menderita rabun jauh karena kurang gizi dan penglihatannya melenceng 20 derajat, sehingga jika ia menatap marah ke arah Borek, maka akan terlihat ia sedang memperhatikan Trapani. Laki-laki ini sejak kecil terlihat bisa menjadi politikus dan akhirnya diwujudkan ketika ia dewasa menjadi ketua fraksi di DPRD Belitong.
  • Borek : Pria besar maniak otot. Borek selalu menjaga citranya sebagai laki-laki macho. Ketika dewasa ia menjadi kuli di toko milik A Kiong dan Sahara.
  • Trapani : Pria tampan yang pandai dan baik hati ini sangat mencintai ibunya. Apapun yang ia lakukan harus selalu didampingi ibunya, seperti misalnya ketika mereka akan tampil sebagai band yang dikomando oleh Mahar, ia tidak mau tampil jika tak ditonton ibunya. Cowok yang bercita-cita menjadi guru ini akhirnya berakhir di rumah sakit jiwa karena ketergantungannya terhadap ibunya.
  • Harun : Pria yang memiliki keterbelakangan mental ini memulai sekolah dasar ketika ia berumur 15 tahun. Laki-laki jenaka ini senantiasa bercerita tentang kucingnya yang berbelang tiga dan melahirkan tiga anak yang masing-masing berbelang tiga pada tanggal tiga kepada Sahara dan senang sekali menanyakan kapan libur lebaran pada Bu Muslimah. Ia menyetor 3 buah botol kecap ketika disuruh mengumpulkan karya seni kelas enam
  • Tokoh-tokoh Lain
  • Bu Muslimah : Bernama lengkap N.A. Muslimah Hafsari Hamid binti K.A. Abdul Hamid. Dia adalah Ibunda Guru bagi Laskar Pelangi. Wanita lembut ini adalah pengajar pertama Laskar Pelangi dan merupakan guru yang paling berharga bagi mereka.
  • Pak Harfan : Nama lengkap K.A. Harfan Efendy Noor bin K.A. Fadillah Zein Noor. Kepala sekolah dari sekolah Muhammadiyah. Ia adalah orang yang sangat baik hati dan penyabar meski murid-murid awalnya takut melihatnya.
  • Flo : Bernama asli adalah Floriana, seorang anak tomboi yang berasal dari keluarga kaya. Dia merupakan murid pindahan dari sekolah PN yang kaya dan sekaligus tokoh terakhir yang muncul sebagai bagian dari laskar pelangi. Awal pertama kali masuk sekolah, ia sempat membuat kekacauan dengan mengambil alih tempat duduk Trapani sehingga Trapani yang malang terpaksa tergusur. Ia melakukannya dengan alasan ingin duduk di sebelah Mahar dan tak mau didebat.
  • A Ling : Cinta pertama Ikal yang merupakan saudara sepupu A Kiong. A Ling yang cantik dan tegas ini terpaksa berpisah dengan Ikal karena harus menemani bibinya yang tinggal sendiri.

Laskar Pelangi adalah novel pertama karya Andrea Hirata yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada tahun 2005. Novel ini bercerita tentang kehidupan 10 anak dari keluarga miskin yang bersekolah (SD dan SMP) di sebuah sekolah Muhammadiyah di pulau Belitong yang penuh dengan keterbatasan. Mereka adalah:

  1. Ikal
  2. Lintang; Lintang Samudra Basara bin Syahbani Maulana Basara
  3. Sahara; N.A. Sahara Aulia Fadillah binti K.A. Muslim Ramdhani Fadillah
  4. Mahar; Mahar Ahlan bin Jumadi Ahlan bin Zubair bin Awam
  5. A Kiong (Chau Chin Kiong); Muhammad Jundullah Gufron Nur Zaman
  6. Syahdan; Syahdan Noor Aziz bin Syahari Noor Aziz
  7. Kucai; Mukharam Kucai Khairani
  8. Borek aka Samson
  9. Trapani; Trapani Ihsan Jamari bin Zainuddin Ilham Jamari
  10. Harun; Harun Ardhli Ramadhan bin Syamsul Hazana Ramadhan

Mereka bersekolah dan belajar pada kelas yang sama dari kelas 1 SD sampai kelas 3 SMP, dan menyebut diri mereka sebagai Laskar Pelangi. Pada bagian-bagian akhir cerita, anggota Laskar Pelangi bertambah satu anak perempuan yang bernama Flo, seorang murid pindahan. Keterbatasan yang ada bukan membuat mereka putus asa, tetapi malah membuat mereka terpacu untuk dapat melakukan sesuatu yang lebih baik.

Laskar Pelangi merupakan buku pertama dari Tetralogi Laskar Pelangi. Buku berikutnya adalah Sang Pemimpi, Edensor dan Maryamah Karpov.Buku ini tercatat sebagai buku sastra Indonesia terlaris sepanjang sejarah.


Laskar Pelangi adalah novel pertama karya Andrea Hirata yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada tahun 2005. Novel ini bercerita tentang kehidupan 10 anak dari keluarga miskin yang bersekolah (SD dan SMP) di sebuah sekolah Muhammadiyah di pulau Belitong yang penuh dengan keterbatasan. Mereka adalah:

  1. Ikal
  2. Lintang; Lintang Samudra Basara bin Syahbani Maulana Basara
  3. Sahara; N.A. Sahara Aulia Fadillah binti K.A. Muslim Ramdhani Fadillah
  4. Mahar; Mahar Ahlan bin Jumadi Ahlan bin Zubair bin Awam
  5. A Kiong (Chau Chin Kiong); Muhammad Jundullah Gufron Nur Zaman
  6. Syahdan; Syahdan Noor Aziz bin Syahari Noor Aziz
  7. Kucai; Mukharam Kucai Khairani
  8. Borek aka Samson
  9. Trapani; Trapani Ihsan Jamari bin Zainuddin Ilham Jamari
  10. Harun; Harun Ardhli Ramadhan bin Syamsul Hazana Ramadhan

Mereka bersekolah dan belajar pada kelas yang sama dari kelas 1 SD sampai kelas 3 SMP, dan menyebut diri mereka sebagai Laskar Pelangi. Pada bagian-bagian akhir cerita, anggota Laskar Pelangi bertambah satu anak perempuan yang bernama Flo, seorang murid pindahan. Keterbatasan yang ada bukan membuat mereka putus asa, tetapi malah membuat mereka terpacu untuk dapat melakukan sesuatu yang lebih baik.

Laskar Pelangi merupakan buku pertama dari Tetralogi Laskar Pelangi. Buku berikutnya adalah Sang Pemimpi, Edensor dan Maryamah Karpov.Buku ini tercatat sebagai buku sastra Indonesia terlaris sepanjang sejarah.


Selasa, 02 Desember 2008

Laskar Pelangi Yang menggugah jiwa